RAMADHAN: SATU PERJALANAN KEROHANIAN

RAMADHAN: SATU PERJALANAN KEROHANIAN

 

11 Ogos 2013

Kehangatan Ramadhan masih terasa. Berat badan yang sudah banyak berkurang sepanjang ramadhan masih terasa. Seronok dan bahagia rasanya dengan berat yang telah menghampiri “normal weight” yang sebenar. Berjalan selesa. Duduk selesa. Nak pakai kasut selesa. Drive kereta selesa. Pendek kata, secara fizikal, terasa benar leganya. Semuanya bukan dirancang tetapi memang begitulah kehebatan ramadhan.

Lebih hebat adalah rohani. Ramadhan menyentuh jiwa, nurani dan rohani. Ramadhan mendidik rohani jadi bersih dan tulus. Ramadhan mengajar rohani jadi cergas dan segar. Ramadhan mendorong rohani untuk menjaga amanah dan janji. Semuanya berlaku atas satu kekuatan. Kekuatan itu adalah dari Ilahi. Kekuatan datang dari Allah yang tiada tandingan dan taranya. Aura Ramadhan benar-benar berkesan membangunkan manusia dari kehangatan dan kenikmatan tidur pada kemuncak malam. Manusia terdorong bangkit untuk melakukan amalan di luar kebiasaan. Makan di kegelapan malam. Sujud di kegelapan malam. Merintih di kegelapan malam. Meneroka kalam Allah di kegelapan malam. Entah bagaimana saat itu manusia begitu terdorong tanpa paksa untuk membaca kitab suci.

Di tengah kegelapan malam bersama kerdipan bintang-bintang di angkasa, manusia redho seredho-redhonya merendahkan dirinya kepada sang Pencipta alam ini. Saat itu manusia memiliki motivasi luar biasa untuk melekatkan dahinya di permukaan bumi yang tingginya sama dengan ketinggian tapak kaki manusia. Hilang segala kesombongan. Lenyap segala kebanggaan. Hapus segala keegoan. Yang hadir saat itu ialah kerendahan hati. Yang datang saat itu adalah ketundukan hati. Yang muncul saat itu adalah keikhlasan, kejujuran dan kenikmatan luar biasa. Tiada lebih nikmat melainkan keindahan, kemanisan dan keseronokan untuk merintih di hadapan Allah. Mengadu di hadapan Allah. Memohon di hadapan Allah. Mengakui segala salah dan silap di hadapan Allah. Mengharap pada tahap tertinggi untuk keampunan dan keredhoan Allah. Menyatakan tanpa rasa segan dan ragu segala permintaan sebanyak-banyaknya walau sekecil manapun.

Alangkah indah saat itu. Pertemuan dengan sang Pencipta alam tanpa perantaraan. Terlalu bahagia dan terlalu syahdu. Oh.. alangkah bahagia. Tidak pernah terasa bahagia seperti ini walaupun terpaksa dibandingkan saat menikah dengan insan tersayang. Saat menikah memang indah dan bahagia. Namun, saat berkhalwat dengan sang Pencipta alam ini di tengah kegelapan malam rupanya jauh lebih indah dan hebat sekali. Sukar diungkapkan dengan kata-kata. Andai manusia memilikinya, ia akah terus merinduinya. Jika manusia menikmatinya, ia akan terus mencari dan memilikinya. Andai manusia mengetahuinya, ia akan memburu saat itu.

Ternyata Ramadhan mampu membuka laluan kerohanian yang luar biasa itu. Ternyata Ramadhan menawarkan dirinya buat manusia untuk meraih segala kenikmatan yang agung itu. Tiada siapa mampu menghalang sesiapa bagi meraih dan merangkulnya. Alangkah agungnya Ramadhan. Namun, alangkah agungnya Sang Pencipta yang telah mencipta Ramadhan itu untuk manusia menikmatinya. Ku tunggu Ramadhan seterusnya untuk menikmati segala isinya pada tahun-tahun mendatang.

 

About ERAKITA

TERUSKAN LANGKAH USAH BERHENTI

Posted on 11 Ogos 2013, in AGAMA, MOTIVASI, RENUNGAN and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komen.

Tinggalkan komen